-->
  • Jelajahi

    Copyright © BATU BERTULIS NEWS
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Membanggakan Seniman asal Sekadau menepati urutan ke-2 Lomba Cipta Lagu Dendang Nusantara kemdikbud RI

    Bertulis Network
    Thursday, 17 June 2021, June 17, 2021 WIB
    Vigil Kristologus Seniman Asal Kabupaten Sekadau


    Sekadau, batubertulisnews.com -Membanggakan, itulah kata yang tepat diberikan pada Vigil Kristologus (27) putra bungsu alm Pak Mateus tius dan Alm. Ibu Paulina Rinjani yang merupakan seniman asal Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat.


    Bukan tanpa alasan, Pria yang berprofesi sebagai guru seni di SMPN 3 Malang sekaligus pencipta lagu itu sukses mencatatkan namanya sebagai salah satu seniman yang karyanya masuk dalam 10 lagu pilihan, pada  Kompetisi Cipta Lagu Dendang Rempah Nusantara yang diprakarsai oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) RI. 


    Vigil yang hingga saat ini telah menciptakan 16 buah lagu. Tentu tak menyangka, lagu ciptaannya yang berjudul Rasa Indonesia terpilih dari 185 karya dari seniman yang berasal dari berbagai penjuru negeri. Pasalnya ini merupakan lomba pertama yang diikuti oleh Vigil.

    Vigil Kristologus saat foto bersama dengan artis ternama Indonesia Sule


    "Memang bisa dikatakan tidak mematok target apa-apa ketika mengikuti ajang  yang ditujukan untuk menghidupkan kembali sejarah Jalur Rempah Indonesia, hanya ingin berkarya walaupun dari daerah setidak nya mampu bersaing di kancah Nasional, karena kadang seniman daerah masih agak malu untuk unjuk gigi”. kata Vigil Kristologus.


    Pada prosesnya, Vigil menceritakan penciptaan lirik lagu berjalan dengan santai dan dibiarkan mengalir. Namun tetap memiliki konsep yang matang.


    Ide-ide pun terkadang muncul secara tiba-tiba disaat dirinya melakukan berbagai aktivitas sehari-hari, yang kemudian langsung dituangkan dalam bentuk tulisan. Sembari dirinya terus menambah wawasan tentang jalur rempah Indonesia.


    ”Malah saat proses menulis lagu, saya lakukan ketika jam senggang kala tidak ada kegiatan mengajar. Saya banyak baca dan ngobrol terkait bagaimana sebetulnya jalur rempah di Indonesia dan segala aktivitas itu berjalan selama satu minggu sampai mendapatkan lirik tepat. Baik diksi, makna, dan rimanya," ungkap Vigil.


    Sedangkan dalam proses penciptaan lagu, diketahui membutuhkan waktu sekitar 3 minggu. Tentu dengan berbagai kesulitan dan tantangan, seperti halnya dalam menentukan jadwal untuk bertemu rekan-rekannya. antara lain Anggar (Vokal), Eka Catra (Gitar), Risandy (Bass), Glorian (Keyboard), Bayu (Biola), Rio (Suling) dan direkam oleh Creatorikos Studio.

    Vigil Kristologus saat foto bersama dengan artis ternama Indonesia Parto


    ”saat rekaman lagu ini, kami tidak melakukan berbarengan, melainkan harus satu-satu melakukan take, baru setelah diaransemen menjadi komposisi lagu," jelas personel grup band Kos Atos tersebut.


    Bersyukurnya Vigil, meski belum mendapatkan benefit. Rekan-rekannya tetap mendukung proses penciptaan lagu tersebut tanpa kendala yang berarti.


    Di sisi lain, alasannya untuk mengikuti kompetisi tersebut adalah karena kecintaannya pada musik tradisional. Baginya, musik tradisional adalah harta yang tidak ternilai yang diibaratkan sebagai jati diri bangsa dan harus tetap dijaga eksistensinya


    "Karena Indonesia sangat kaya akan budaya. Setiap daerah mempunyai kebudayaan dan tradisi masing-masing. Alhasil, apabila sampai hilang, maka karakter bangsa ini akan hilang," tegasnya.

    Vigil Kristologus saat foto bersama dengan artis ternama Indonesia Andre Taulany


    Dirinya berharap musik tradisional dapat terus tumbuh dan mampu menjaga eksistensinya hingga pada anak, cucu kelak tetap dapat menyaksikan kebudayaan Indonesia yang sangat beragam dari lantunan lagu-lagu tradisional tersebut.


    "Cita rasa Indonesia merupakan permata dunia. Diakui atau tidak, memang banyak negara asing yang kesengsem dengan kebudayaan, alam, dan rempah di Indonesia," sambung pria yang merupakan alumnus Universitas Negeri Malang itu. (Red)

    Komentar

    Tampilkan