Sepi pengunjung akibat dampak Pandemi Covid-19 para PKL engan berjualan. Sumber foto : Batubertulisnews |
Suryanto (43) satu dari beberapa pedagang di pasar Lawang Kuari yang masih bertahan meski beberapa PKL lainya memilih untuk berhenti berjualan karena sepi pengunjung, mengatakan, ia tidak ingin menyerah terhadap situasi Pandemi Covid-19 saat ini melanda dunia yang berimbas pada ekonomi masyarakat dan akan terus bersabar berjualan meski penghasilan didapat tidak sesuai modal yang dikeluarkan.
"Menyerah sih tidak ya, kita bersabar dulu. Tapi Kalau keluhan pedagang ini secara langsung mau minta bantuan ke pemerintah kan ya tidak mungkin. Tapi kalau ada perhatian dari pemerintah ya syukur juga. Yang jelas pendapatan sampai berhasil benar tidak lah, hanya mampu menutupi sedikit-sedikit," Kata Suryanto.
Suryanto mengaku, meski serba kekurangan, baik segi fasilitas hingga pengunjung, dirinya tetap bersyukur karena Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan (DKUMP) Kabupaten Sekadau telah memberikan bantuan gerobak bagi para PKL.
"Sudah ngasi bantuan gerobak kaya gini sudah syukur Alhamdulillah, cuma kan kalau dipermak, ditata lebih menarik lagi ya kita tidak khawatir. Kalau kaya gini kemarin angin kencang atapnya terbang, harapannya lokasi jualan ini bisa dibuat permanen," ungkap suryanto pria yang sudah berjualan sejak 8 bulan silam.
lebih lanjut suryanto mengungkapkan Sejak pertama kali berjualan di pasar Lawang Kuari memang para pedagang cukup sering mengalami kerugian akibat sepi pengunjung. Hal itu menurutnya diakibatkan beberapa faktor, mulai dari lokasi pasar yang berada di dalam kompleks pasar baru, kurangnya penerangan di lokasi berjualan, parkiran yang kecil dan sempit, hingga dampak pandemi Covid-19 yang membuat daya beli masyarakat menurun.
"Gara-gara Covid-19 makin sepi, kadang kita jualan modal 200-300 ribu. Kadang yang didapat hanya 100 ribu. Ya nda balik modal, apalagi jualan makanan, kalau bisa kita tidak usah kenal Covid-19," pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Perdagangan DKUKMP Sekadau, Jihon membenarkan akibat Dampak pandemi Covid-19 daya beli masyarakat menurun. Adapun sejumlah pedagang kaki lima (PKL) di pasar Lawang kuari beralih profesi.
"Setidaknya sekitar 60 persen PKL di komplek pasar baru Sekadau memilih untuk berhenti berjualan. Hal itu dikarenakan sepinya pembeli di lokasi tersebut". Katanya
Dari sekitar 50 orang pedagang yang berjualan menggunakan gerobak di komplek pasar baru tersebut saat ini hanya tersisa beberapa pedagang yang masih bertahan. Sementara di hari Sabtu dan Minggu baru dipadati pedagang sayur musiman yang datang dari berbagai desa di kabupaten Sekadau.
"Kalau mereka bertahan berjualan di situ tidak ada pembeli yang datang, jadi mereka banting setir jadi pedagang keliling atau pekerja harian lepas, ada yang menjadi kuli bangunan, penjual sayur keliling dan pekerjaan lainnya," ungkapnya.
Dirinya berharap Pemerintah pusat dapat memberikan stimulus bagi para PKL untuk meringankan beban di tengah pandemi Covid-19 ini.
"Mudah-mudahan kita mengharapkan ada stimulus dari pemerintah pusat untuk meringankan PKL yang ada di Kabupaten Sekadau, dalam arti bantuan sosial seperti yang diberikan sebelumnya," tandas Jihon. (Red)
Sumber : Batubertulisnews