Para pekerja PT BSL yang dievakuasi Polres Sekadau. |
Batubertulisnews.com, Sekadau- Kasus penyekapan 5 karyawan PT Bintang Sawit Lestari (BSL) di Kecamatan Sekadau Hulu, Kabupaten Sekadau, Kalbar, tengah menggemparkan masyarakat. Para karyawan ungkap diperlakukan seperti binatang, Selasa 21 November 2023.
Satu di antara pekerjaan yang disekap, Supriyono (32) mengaku awal mula niat kabur tercetus karena merasa gaji dan fasilitas yang diberikan perusahaan tidak sesuai dengan yang dijanjikan di brosur pencarian kerja. Selain itu, sejak hari pertama bekerja mereka sudah diarahkan untuk berhutang di warung perusahaan untuk kebutuhan makan dan minum. Hingga akhirnya total hutang dalam kurun waktu 5 hari dianggap tidak wajar.
"Kita kan kerja 5 hari, HK-nya 106 ribu rupiah per hari, kita makan setiap hari hanya seadanya, mie instan dan telur, jadi kalau dihitung tidak mungkin sampai 400 ribu, dalam 5 hari kerja, " kata Supriyono.
Diketahui Supriyono dan pekerja lainnya datang dari Jawa Timur pada 24 Oktober 2023, mereka datang karena mendapatkan tawaran pekerjaan di wilayah Kalimantan, dengan total orang yang berangkat 25 orang dan 3 orang anak kecil.
Namun karena pekerjaan tidak sesuai perjanjian awal, tujuh di antara mereka memilih untuk kabur sekitar pukul 21:00 WIB. Akan tetapi saat sampai sekitar Desa Tapang Perodah, 3 orang dari mereka tertangkap satpam perusahaan sembari dipukuli dan dikembalikan ke PT oleh satpam dan security PT BSL.
Setelah itu 2 orang lainnya menyerahkan diri di dekat lapangan Tapang Perodah, dan mendapatkan perlakuan tidak baik dengan diborgol dan ditendang, bahkan disiram kopi panas. Sedangkan dua orang lainya berhasil kabur.
"Kami (5 orang) dibawa ke mess perusahaan, jam 2 subuh teman kami dua orang dengan posisi diborgol dibawa ke Tapang Perodah menunggu dua orang lainnya yang berhasil kabur. Setelah itu kami semua dibawa ke pendopo perusahaan pada pukul 05:00 WIB, di situ kami diperlakukan tidak baik, kemudian disuruh jalan jongkok mengitari mess perusahaan dengan posisi tangan terborgol, alasannya untuk menjadi contoh bagi karyawan yang lain," lanjut Supriyono.
Selanjutnya sekitar pukul 08:00 WIB sampai pukul 18:00 WIB, mereka dibawa ke pos satpam, dan tidak diberi makan. Hingga kemudian mereka dibawa ke kantor perusahaan untuk diberikan pilihan apakah mau bekerja lagi atau tidak. Jika tidak, maka harus membayar 3,5 juta rupiah sebagai pengganti transportasi dari tempat asal ke PT BSL.
Kejadian itupun sempat heboh dan akhirnya dilaporkan warga desa ke Bhabinkamtibmas Polsek Sekadau Hulu, kemudian ditindaklanjuti dan pihak Polres Sekadau berhasil mengamankan korban, serta 32 orang pekerjaan lainnya.
"Kejadian ini menjadi pelajaran untuk saya, namun saya tetap ingin mendapatkan pekerjaan lain di Kalimantan. Yang melaporkan kejadian ke Bhabinkamtibmas ini warga Desa Tapang Perodah, karena mereka juga banyak menyaksikan kejadian itu. Kami diperlakukan seperti binatang, " tandasnya.