-->
  • Jelajahi

    Copyright © BATU BERTULIS NEWS
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Dinkes Sekadau Ungkap Kiat Sukses Turunkan Stunting Hingga Terima Penghargaan BKKBN

    Bertulis Network
    Tuesday, 9 July 2024, July 09, 2024 WIB
    Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sekadau, Henry Alpius. 

    Batubertulisnews, Sekadau- Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sekadau, Henry Alpius mengatakan keberhasilan Pemkab Sekadau dalam menurunkan angka stunting adalah berkat kerjasama semua pihak, Selasa, 9 Juli 2024.


    Pemerintah Kabupaten Sekadau sebelumnya menerima Piagam Penghargaan dari Pemerintah Republik Indonesia melalui Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI dengan Kategori Penurunan Prevalensi Stunting Terbanyak di Indonesia. Penghargaan itu diraih karena Kabupaten Sekadau mampu menekan angka stunting hingga 23,2 persen. Dari sebesar 35,5 persen pada 2022 kemudian turun menjadi 12,2 persen pada tahun 2023.


    "Stunting kabupaten Sekadau nomor satu penurunan terbaik dan terbanyak di Indonesia. Ini hasil kerjasama lintas sektor bukan hanya di bidang kesehatan, bukan hanya pemerintah daerah. Tapi koordinasi dari berbagai pihak selama kita tangani dari tahun 2021-2023, dari 2022 itu 35%, turun menjadi 12,2%. Maka oleh pemerintah pusat, diberikanlah penghargaan, memang yang terbanyak penurunan stunting itu Kabupaten Sekadau," kata Henry Alpius. 


    Lebih lanjut, dijelaskan bahwa penanganan stunting dilakukan secara komprehensif dan pentahelik yang melibatkan semua sektor. Dengan dua program yang disebut intervensi gizi spesifik dan sensitif. Berdasarkan Perpres 72 Tahun 2021 Tentang Percepatan Penurunan Stunting, intervensi gizi spesifik, yakni intervensi yang berhubungan dengan peningkatan gizi dan kesehatan. Sementara intervensi gizi sensitif, yakni intervensi pendukung untuk penurunan kecepatan stunting, seperti penyediaan air bersih dan sanitasi. 



    Spesifik hampir 70% ditangani oleh bidang kesehatan, seperti pemberian tablet tambah darah, susu, makanan tambahan untuk ibu hamil, bayi dan balita. Sedangkan sensitif 70% semua di bidang lain, di luar sektor kesehatan. Berbentuk program lintas sektor, misalnya penanganan jamban, rumah kumuh, bantuan kepada masyarakat miskin, infrastruktur, air bersih dan lainnya. 


    "Ini semua berjalan di Kabupaten Sekadau. Contoh kalau sisi sensitif, desa ODF hampir 55%, kemudian air bersih aksesnya sudah cukup bagus, jamban 90% nah itu di luar sektor kesehatan, ada PUPR, Perkim, CSR perusahaan. Ini yang mendorong masyarakatnya Kabupaten Sekadau bisa bergerak dengan cepat," jelas Henry Alpius. 


    Henry menyebut, dukungan pemdes dan kecamatan juga berperan dalam penurunan stunting, di mana mereka menganggarkan 20% untuk mendukung kegiatan kesehatan terutama untuk penurunan stunting, sehingga bila ada hal yang tidak bisa dilaksanakan di sektor kesehatan, akan dibantu menggunakan dana desa. Contohnya di sektor ekonomi, Pemdes melalui BUMDes meningkatkan perekonomian desa dengan membuat peternakan ayam, nantinya produksi telur ayam khusus diberikan untuk anak-anak di desa dalam pemenuhan gizi. 


    Selain itu juga ada gerakan bapak asuh, yang melibatkan seluruh pihak, seperti CSR perusahaan, forkopimda, TNI, Polri semua terlibat menjadi bapak asuh. Khusus di Kabupaten Sekadau ada 1800 anak asuh yang dibantu. Semua upaya itulah yang menjadikan Kabupaten Sekadau sebagai daerah dengan angka penurunan stunting tertinggi di Indonesia tahun 2023.

    Komentar

    Tampilkan