Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Sekadau, Akhmad Suryadi. |
Batubertulisnews, Sekadau - Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Sekadau, Akhmad Suryadi menghimbau masyarakat agar lapor lebih dulu sebelum melakukan pembukaan, terutama dengan cara dibakar. Baik itu ke perangkat desa atau kecamatan setempat.
Hal ini untuk mengantisipasi terjadi kebakaran hutan dan lahan, mengingat saat ini sudah memasuki musim kering atau kemarau. Akhmad Suryadi mengatakan, pihaknya juga akan memantau situasi dalam satu minggu ke depan, apakah perlu dikeluarkan SK Siaga Karhutla atau tidak.
Meski begitu, pihaknya akan mengoptimalkan sosialisasi sesuai dengan regulasi dan akan berkoordinasi dengan instansi terkait tentang bagaimana menyikapi muatan lokal masyarakat. Karena masih banyak masyarakat di Kabupaten Sekadau yang berkebun.
"BPBD koordinasi penanganan bencana, nanti kita libatkan SKPD teknis, yang memang penanganan khusus karhutla. Damkar, KPH dan Manggala Agni. Alhamdulillah tahun ini kita dibantu satu regu Manggala Agni dari Kementerian Kehutanan, " ujar Akhmad Suryadi.
Selain itu, persiapan peralatan untuk menangani karhutla juga sudah 80 persen, walaupun untuk jumlah personel masih kurang, lantaran saat ini BPBD dan Damkar sudah menjadi OPD yang terpisah. Sehingga sebagian besar personel yang dulunya tergabung di BPBD kini masuk pada Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Sekadau.
Meskipun begitu, Akhmad Suryadi bersyukur karena saat ini sudah ada enam desa yang memiliki relawan api. Merekalah yang menjadi tulang punggung BPBD di desa-desa.
Terkait pemetaan wilayah rawan karhutla, BPBD Sekadau masih menggunakan data dari tahun-tahun sebelumnya. Adapun beberapa kecamatan yang rawan di antaranya Sekadau Hulu, Nanga Taman, dan Nanga Mahap.
"Kita lebih ke sosialisasi kepada masyarakat, boleh membakar asal sesuai dengan aturan. Kita optimalkan muatan lokal ini supaya nanti tidak miskomunikasi dengan tim BNPB di provinsi untuk memonitor karhutla di kabupaten kota. Mengantisipasi cuaca, kemungkinan terjadi musim kering, masyarakat mengoptimalkan muatan lokal kalaupun memang ada membakar lahan, laporan dulu, jangan langsung membakar karena kita khawatirkan nanti dari provinsi turun dengan water bombing, yang membuat masyarakat bingung, " pungkasnya.