Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Sekadau, Martinus Ridi. |
Batubertulisnews.com, Sekadau - Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Sekadau, Martinus Ridi, mengungkapkan adanya peningkatan jumlah kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan di tahun 2024.
Peningkatan kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan itu terjadi cukup signifikan bilang dibandingkan dengan jumlah kasus di tahun 2023. Selama tahun 2023 ada 14 kasus dengan rincian 13 kasus kekerasan seksual dan satu kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Sedangkan di tahun 2024 sampai 28 Agustus terhitung sudah ada 18 kasus yang terdiri dari 16 kekerasan seksual dan 2 kasus KDRT.
"Ini menjadi keprihatinan kita, ada kecenderungan peningkatan kasus kekerasan terhadap anak di bawah umur. Saya melihat dampak-dampak media sosial, bahwa sekarang penggunaan media sosial tidak semuanya bijak, mereka melihat satu kasus di dunia maya dan mencobanya, " kata Martinus Ridi.
Peningkatan kasus juga dikarenakan Dinsos Sekadau sedang gencar-gencarnya menyosialisasikan agar masyarakat menjadi pelopor dan pelapor. Pelopor dalam pencegahan terhadap kasus kekerasan dan mereka menjadi pelapor. Sehingga korban dan keluarga berani melaporkan terhadap kasus yang mereka alami.
"Kita memastikan bagaimana hak-hak pelapor terlindungi, kita juga bekerja sama dengan Polres Sekadau dalam memberikan pendampingan bila kasus terjadi. Jadi ada yang melaporkan ke pihak kepolisian, ada juga yang melaporkan ke kita. Jadi kasus ini sama-sama ditangani dan ada juga yang sudah sampai ke pengadilan, " lanjut Ridi.
Melihat sejumlah kasus yang terjadi, Ridi menyebut sebagian besar dialami masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Hal itu dikarenakan kurangnya pengetahuan terhadap hukum. Selain itu, adanya kecenderungan bahwa pelaku merupakan orang terdekat, bahkan ada yang merupakan orang tua kandung korban.
"Dua kasus terakhir itu pelakunya orang tua kandung korban. Ini hal yang sangat miris, ini bukan hal yang tabu untuk diungkap. Kita ingin masyarakat memerangi bersama, bagaimana menjaga generasi kita yang digaungkan menjadi generasi Indonesia emas. Kemarin bahkan ada anak yang depresi, kita bawa sampai ke provinsi untuk menanganinya, " papar Ridi.
Tingginya jumlah kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan itupun disikapi Dinsos Sekadau dengan melakukan berbagai upaya pencegahan dan pendampingan dengan melibatkan berbagai pihak. Seperti melakukan sosialisasi dan penyuluhan ke sekolah-sekolah, menggandeng organisasi wanita, dan KPAD Provinsi Kalimantan Barat.
"Kemarin juga kita melalui program Kabupaten Layak Anak, mendatangkan narasumber dari pusat, kita juga bekerjasama dengan Wahana Visi Indonesia cabang Sekadau, mereka selalu mendukung kita, ada juga Forum Anak Daerah. Harapan kita semua lembaga bisa kampanye terhadap upaya pencegahan kekerasan terhadap anak dan perempuan, " pungkas Ridi.