-->
  • Jelajahi

    Copyright © BATU BERTULIS NEWS
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Hadiri HIMAS, Paulus Subarno: Libatkan Masyarakat Adat Perubahan Iklim

    Bertulis Network
    Friday 9 August 2024, August 09, 2024 WIB

    ICDN DPD Sekadau saat menghadiri kegiatan International Day Of The World’s Indigenous People


    Batubertulisnews.com, Sekadau - Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Cendikiawan Dayak Nasional Kabupaten Sekadau, hadiri kegiatan International Day Of The World’s Indigenous People (Hari Internasional Masyarakat Adat Sedunia) 2024, Kucing, Malaysia, Jumat, 9 Agustus 2024.


    Kegiatan yang dilaksanakan selama empat hari tersebut mengangkat tema "The Role of Indigenous Women In The Preservation and Transmission of Traditional Knowledge" (Peranan Perempuan Adat Dalam Pelestarian dan Transmisi Pengetahuan Tradisional).



    Saat diwawancarai via telepon, Ketua DPD ICDN  Sekadau, Paulus Subarno mengatakan kegembiraannya bisa menghadiri kegiatan bertaraf internasional tersebut dan bisa mewakili Sekadau di forum internasional untuk membahas kemajuan masyarakat adat.


    “Hari ini kami merasa terhormat bisa menghadiri kegiatan bertarap internasional di Malaysia, apa lagi kegiatan ini berbicara terkait masyarakat adat ke depannya seperti apa, " Ketua ICDN DPD Sekadau, Paulus Subarno.


    Menurutnya, membahas Masyarakat Adat sangatlah penting, terlebih saat ini Kalimantan akan menjadi Ibu Kota Negara di mana masyarakat adat sangat rentan terhadap perubahan di era modern.


    “Ketakutan kami, masyarakat adat terkhusus di Kalimantan tergilas oleh kemajuan, terlebih Kalimantan akan menjadi ibu kota, untuk itu pertemuan seperti ini sangat penting, akan solusi masyarakat adat ke depan”, Ungkapnya.


    Paulus Subarno berharap kegiatan pembahasan mengenai masyarakat adat harus terus dilakukan, agar ke depan keberadaan masyarakat adat tidak terkikis oleh kapitalis yang akan merugikan serta menyudutkan keberadaan masyarakat adat.


    Dia juga meminta pemerintah untuk melibatkan peran masyarakat adat dalam berbagai hal seperti dalam melakukan pencegah karhutla dan perubahan iklim yang akan merugikan umat manusia.


    “Kita tidak bisa mengubah arah angin, tapi kita bisa menyesuaikan layar kita untuk selalu mencapai tujuan kita, Untuk itu masyarakat adat harus selalu ada meskipun era moderen terus mengancam keberadaannya,” pungkasnya. (*)

    Komentar

    Tampilkan