-->
  • Jelajahi

    Copyright © BATU BERTULIS NEWS
    Best Viral Premium Blogger Templates

    ITKK Sekadau Gelar Seminar Hari Study Dies Natalis ke-4

    Bertulis Network
    Tuesday, 6 August 2024, August 06, 2024 WIB

     

    Seminar Hari Study Dies Natalis ke-4 di Gedung Rektorat ITKK Sekadau, Selasa, 6 Agustus 2024.


    Batubertulisnews.com, Sekadau- Institut Teknologi Keling Kumang (ITKK) melaksanakan Seminar Hari Study Dies Natalis ke-4 dengan tema "Bertemunya Intelektual Kampus dan Intelektual Kampung" di Gedung Rektorat ITKK Sekadau, Selasa, 6 Agustus 2024.


    Rektor ITKK, Dr. Drs. Stefanus Masiun, menjelaskan kampus dan kampung adalah tempat produksi pengetahuan, oleh karena itu kolaborasi keduanya menjadi sangat penting untuk menemukan jejak peradaban dan membangun peradaban. Intelektual kampus menjadi intelektual yang mengakar, intelektual kampung menjadi intelektual yang dihargai. 



    "Sebagai perguruan tinggi yang berada di tengah masyarakat dan berbasis masyarakat adat, ITKK ingin mengangkat tinggi para intelektual yang berada di kampung-kampung. Mereka sering kali menjadi narasumber bagi para peneliti dari dalam dan luar negeri. Tetapi setelah penelitian dilakukan mereka sepi kembali, " kata Masiun. 


    Sementara itu, satu di antara pemateri yakni Ketua Umum Perkumpulan Ayong Tao Ketungau Kabupaten Sekadau, Paulus Subarno yang juga anggota DPRD Kabupaten Sekadau menyampaikan materi tentang literasi politik bagi masyarakat adat. Diharapkan melalui materi tersebut, pendidikan politik kepada masyarakat adat bisa tercapai karena pendidikan politik sangatlah penting. 


    Pada materinya, Paulus Subarno menyampaikan terkait Literasi Politik Masyarakat Adat. Jika menggunakan 3 indikator, maka dapat disimpulkan bahwa literasi politik masyarakat adat masih rendah. 


    Bagi masyarakat adat, Politik bukanlah kebutuhan dasar yang manifest, sehingga mereka menjadi sangat pragmatis dalam menjalankan partisipasinya, termasuk penerimaan terhadap Politik transaksional atau Politik uang (Buah Sawit Kayu Ara). 


    “Pileg bukan 'pakaian' demokrasi petani dan pekebun. Ia adalah 'baju mahal yang cocok untuk kelompok lain. 



    Dalam hal informasi pemilu, masyarakat bergantung kepada agenda informasi politik dari Pemerintah dan Penyelenggara, sementara keduanya memiliki keterbatasan dana. 


    Tujuan utama pendidikan politik adalah untuk membantu individu menjadi warga negara yang lebih terampil dan berpengetahuan luas tentang sistem politik, hak dan kewajiban mereka dalam masyarakat, dan cara-cara mereka dapat berpartisipasi dalam proses politik. 


    Tantangan literasi politik bagi masyarakat adat, pertama, berkaitan dengan komitmen politik. Pihak yang paling dirugikan ketika masyarakat terpelajar secara politik adalah elit. Kedua, berkaitan dengan aspek teknokratis perancangan program/kegiatan. Sebagai proyek jangka panjang, upaya membangun literasi politik masyarakat adat memerlukan kebijakan, program/kegiatan, dengan rute jalan yang jelas. 


    Urgensi literasi politik bagi masyarakat adat, pertama, yang paling ekstrim, adalah sinisme terhadap politik, kelelahan partisipasi, hingga keterputusan masyarakat adat dari politik. Kedua, tanpa literasi politik yang cukup mengenai praktik pemerintahan sehari-hari dan Pembuatan kebijakan, meningkatkan resiko menjauhnya politik dari kepentingan masyarakat adat.


    Upaya meningkatkan literasi politik masyarakat adat. 

    1. Sosialisasi politik 

    2. Pendidikan politik dan Pendidikan kewarganegaraan bagi masyarakat adat 

    3. Menjadikan komunitas adat (lembaga adat, tokoh adat, masyarakat adat secara luas) sebagai mitra penting KPU dan Bawaslu 

    4. Program literasi politik yang secara sistemik dapat mendorong peningkatan pemahaman masyarakat adat tentang politik. 

    Komentar

    Tampilkan